Pari Manta Merah Muda Kembali Ditemukan di Perairan Australia

Pari Manta Merah Muda Kembali Ditemukan di Perairan Australia – Keindahan panorama bawah laut pasti tak mampu lepas dari biota laut yang mewarnai kehidupan di dalamnya. Mulai dari organisme kecil, ikan-ikan, sampai pada terumbu karang, seluruh saling melengkapi untuk menunjang tingkat ekosistem terbaik di sana.

Salah satu keindahan lautan yang baru terlihat adalah kembalinya pari manta berwarna merah muda di perairan Australia. Tercatat bahwa sebelumnya, pari manta berwarna merah muda ini paling akhir kali terlihat pada tahun 2015 selanjutnya di mana tersedia penyelam bernama Ryan Jeffery yang berhasil mengambil alih gambarnya saat menyelam dan kini terlihat ulang di tahun 2020.

Pari manta merah muda ini sendiri ditemukan oleh seorang fotografer bernama Kristian Laine yang menyelam ke perairan Great Barrier Reef di dekat Pulau Lady Elliot. Pada awalnya, Ia mempunyai tujuan untuk mengambil alih gambar sebagian hewan laut di sana, layaknya kura-kura dan hiu. Namun, tak disangka Ia juga mendapatkan pari manta berwarna merah muda di sana.


“Saya belum pernah mendengar terdapatnya manta merah muda, dan dikala aku pertama kali melihatnya, aku pikir tersedia kekeliruan di pengaturan kamera saya,” kata Kristian.

Pari Manta yang berukuran 3,3 mtr. ini kemudian dinamai Inspector Clouseau dan diketahui sebagai hanya satu pari manta merah muda yang tersedia di dunia. Lalu, bagaimana mampu ikan pari ini berwarna merah muda, di mana pada biasanya ikan pari manta itu berwarna abu-abu dan putih.

Baca juga: Ikan Mas Alien Purba Ini Punya Lidah Bergigi di Ususnya, Buat Lahap Mangsa

Para ilmuwan Australia yang tergabung dalam group penelitian Project Manta, menyatakan bahwa pada mulanya mereka berteori bahwa warna Inspector Clouseau ini adalah hasil dari infeksi kulit, serupa layaknya bagaimana flamingo merah muda memperoleh warna mereka dari memakan udang-udangan kecil. Namun, di tahun 2016 diketahui bahwa warna merah muda ini didapat dari mutasi genetik.

Kristina sendiri terlalu puas bahwa Ia mampu mengalami panorama yang langka layaknya itu. “Secara keseluruhan, aku terlalu puas dan menghendaki aku mampu tersedia di sana untuk sebagian waktu. Saya mengerti apa yang aku saksikan, dan membuat aku terpana. Saya tidak mampu percaya betapa langkanya peristiwa yang aku alami ini,” kata Kristina.

Ikan Mas Alien Purba Ini Punya Lidah Bergigi di Ususnya, Buat Lahap Mangsa

Ikan Mas Alien Purba Ini Punya Lidah Bergigi di Ususnya, Buat Lahap Mangsa – 330 juta th. yang lalu, hidup seekor spesies ikan mas alien (Typhloesus wellsi). Ikan purba ini berburu mangsa gunakan lidah bergigi yang keluar dari ususnya.

Makhluk ini pertama kali dideskripsikan terhadap th. 1973 dan sukses menjadi teka-teki evolusioner di kalangan ilmiah sepanjang beberapa dekade.

Ikan alien ini berasal dari periode karbon atau 358,9 juta – 298,9 juta th. yang lalu. Fosil hewan ini menjadi misteri lantaran bentuknya yang terlampau tidak sama dari hewan purba lainnya. Para ilmuwan lebih-lebih sampai menjuluki spesies ini merupakan makhluk luar angkasa.

Ikan alien ini miliki mekanisme makan yang serupa dengan moluska atau sekelompok besar invertebrata bertubuh lunak. Hewan ini termasuk siput, kerang, dan gurita. Para peneliti menduga bahwa T. wellsi yang misterius adalah model moluska periode awal.

“Kami berpikir bahwa kami sudah memecahkan teka-teki evolusi kecil,” kata penulis utama Simon Conway Morris, seorang profesor paleobiologi emeritus di Universitas Cambridge di Inggris, kepada Live Science.

Conway menjuluki ikan ini sebagai “ikan mas alien” didalam artikel th. 2005 yang diterbitkan didalam jurnal Astronomy & Geophysics. Dengan anehnya ia memikirkan spesies yang tiba di Bumi ini ‘jatuh dari langit’ terhadap periode karbon.

Baca juga: Jenis Channa Stewartii Lengkap bersama Ukuran dan Warna Ikan Tersebut

Conway berkelakar dahulu sementara ada pilot antar-galaksi yang singgah yang jenuh memelihara mereka sebagai hewan peliharaan. Pilot ini sesudah itu melemparkan mereka ke laguna, dan sukses membuat bingung para ilmuwan manusia yang menemukan sisa-sisa fosil mereka ratusan juta th. kemudian.

“Tidak ada yang terlampau percaya bahwa mereka adalah ikan mas luar angkasa, tapi mereka tahu keluar terlampau aneh,” kata Conway.

Selain lidahnya yang bergigi, T. wellsi terhitung miliki tubuh lunak yang panjangnya raih 9 cm. Siripnya menonjol di bagian belakang untuk membantunya mendorongnya ke depan.

Dalam belajar baru, para peneliti mempelajari spesimen ini dari Museum Royal Ontario. Mereka lihat keliru satu dari mereka miliki satu set gigi yang terlampau terawat.

Beda dengan hewan terhadap umumnya, gigi mereka tidak layaknya mulut manusia. Sebaliknya, gigi mereka berada jauh di didalam tubuh dan mengarah ke belakang (ke bagian perut).


Ilmuwan pun berkesimpulan, hewan ini menangkap mangsa dengan langkah mengeluarkan ujung depan usus, keluar dari tubuh. Ikan ini bisa membalikkan posisi gigi untuk menangkap mangsa — dengan kata lain, membalikkan usus bagian depannya keluar.

Aktivitas ini serupa layaknya sarung tangan plastik berjari yang ditekan ke didalam yang diisi dengan air atau ditiup sampai jari keluar. Para peneliti tahu bahwa T. wellsi adalah predator aktif gara-gara sisa-sisa mangsa layaknya cacing kecil yang disebut conodont ditemukan di dalamnya.

Para peneliti mengusulkan didalam belajar baru, memasukkan T. wellsi menjadi hewan gastropoda periode awal. Ikan ini nantinya dapat bergabung dengan hewan lain termasuk siput dan siput modern.

Banyak dari spesies ini memanjangkan usus depan mereka untuk menangkap mangsa. “Ini adalah penemuan susunan layaknya radula, yang kami sarankan sebagai bukti yang terlampau penting,” kata Conway Morris.

Meski begitu, status taksonominya masih diperdebatkan. Mark Purnell, seorang profesor paleobiologi di Universitas Leicester di Inggris, menjelaskan kepada Guardian, keberadaan radula tidak secara definitif tunjukkan spesies berikut sebagai moluska.

Hal itu disebabkan gara-gara garis keturunan hewan bisa mengembangkan tanda-tanda serupa radula secara berdiri sendiri satu serupa lain.

“Ini masih hewan yang terlampau aneh,” kata Purnell kepada Guardian.